Dana Moneter Internasional atau International Monetery Fund (IMF) memperkirakan prospek ekonomi global kian gelap Indonesia masuk ke dalam daftar 15 negara di dunia yang terancam mengalami resesi. Dalam daftar 15 negara tersebut Indonesia berada di urutan ke-14. IMF memperkirakan pertumbuhan global tahun 2022 hanya akan mencapai 3,6 persen.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), jurusan Perbankan Syariah, semester lima, Hana Sajida mengatakan, meski indikator ekonomi Indonesia lebih baik dibanding beberapa negara lain yang terancam resesi, Indonesia masih tetap harus waspada terhadap potensi resesi yang masih dapat terjadi.
“Terlebih saat ini negara-negara di dunia masih terancam resesi dan kenaikan inflasi yang bahkan telah meluas dan melampaui harga makanan serta energi hingga membuat bank sentral meningkatkan biaya pinjaman. Pemerintah tetap harus melakukan antisipasi sejak jauh hari agar resesi tidak terjadi di Indonesia,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, antisipasi dapat dilakukan dengan cara paling dasar yaitu mempertahankan daya beli masyarakat, menjaga ketahanan dunia usaha, menciptakan lapangan kerja, serta tetap meningkatkan ekspor dan ivestasi.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Jurnalistik, semester tiga, Prima Widiastuti menjelaskan, resesi akan terjadi jika suatu negara mencatatkan pertumbuhan minus dalam triwulan berturut-turut pada masa peralihan pandemi menuju endemi.
“Perkembangan ekonomi Indonesia kian membaik meskipun masih ada dalam daftar 15 negara terancam resesi. Bank dunia juga sudah menyampaikan ancaman resesi ekonomi global sudah di depan mata dan sulit dihindari negara-negara di dunia,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, dari sisi keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatatkan kinerja positif atau surplus selama lima bulan berturut-turut sehingga pembiayaan utang kembali turun.