Menteri BUMN Erick Thohir meluncurkan Holding Danareksa dengan total aset mencapai Rp49,1 triliun.
Erick mendukung penuh Holding Danareksa, tetapi ia mengingatkan agar holding pelat merah ini bisa membukukan kinerja cemerlang.
“Pada 1976 Danareksa bagus, lalu turun, nah sekarang mudah-mudahan bagus lagi apalagi punya gedung baru di sebelah, akhir tahun ada gedung baru. Tidak banyak BUMN punya kesempatan gedung depan Monas,” tutur Erick dalam peluncuran Holding Danareksa yang disiarkan di YouTube BUMN, Rabu (20/7).
Ia juga mengingatkan seluruh BUMN agar menjalankan program yang telah direncanakan dengan optimal.
Sebab, Erick mengatakan semangat BUMN biasanya cuma saat perencanaan, peluncuran, dan awal implementasi. Setelah itu, program yang diusung perusahaan pelat merah tak berjalan optimal.
“Jangan hanya bikin program karena menteri lalu program tidak jalan. Kami di sini dapat amanat tapi selalu kalahnya karena stamina. Awalnya bagus, ketika diluncurkan bagus, implementasi awal bagus, nanti lima sampai enam tahun ngos-ngosan,” jelas Erick.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono mengatakan ide awal pembentukan holding ini dibahas pada 9 September 2020 lalu. Kemudian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merestui pembentukan Holding Danareksa pada 8 Maret 2021.
Selanjutnya, pemerintah menambahkan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke modal saham Danareksa pada 24 Januari 2022. Dana itu berasal dari pengalihan seluruh saham pemerintah di 10 BUMN yang menjadi anggota Holding Danareksa.
Anggota holding tersebut ialah PT Nindya Karya, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Balai Pustaka, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.
Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa. “Holding Danareksa ini unik. Bila holding biasanya bergerak di satu sektor, ini Holding Danareksa menaungi beragam sektor, makanya cukup kompleks,” ungkap Arisudono.
Ia mengatakan rata-rata aset anggota holding sekitar Rp3,5 triliun. Jika ditotal, maka jumlahnya mencapai Rp49,1 triliun. “Dari sisi laba bersih, performa konsolidasi tahap pertama adalah Rp469 miliar pada 2020. Besarnya nilai aset dan laba konsolidasi relatif jauh berbeda kalau BUMN berdiri sendiri, ini menggambarkan manfaat holding,” papar Arisudono. Sementara, ia mengklaim total laba bersih Holding Danareksa meningkat menjadi Rp796 miliar pada 2021.