PARSIANTARMEN.com- Direktur Rumah Sakit Umum Tarutung Janri Aoyagie Nababan bersama Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Utara Sudirman Manurung mengatakan, jumlah korban meninggal dunia pascagempa bumi di Tapanuli Utara hanya satu orang, sementara korban luka mengalami peningkatan menjadi total berjumlah 26 orang.
“Jika ada yang bilang korban meninggal sudah dua orang, itu adalah hoaks. Sebab, selain satu korban meninggal dunia, hingga saat ini jumlah korban yang menjalani perawatan di RSUD Tarutung masih 18 orang dan dominasi luka ringan dan lecet,” terang dr Janri kepada Antara, Sabtu (1/10).
Dikatakan, dari 18 korban yang menjalani perawatan di RSUD Tarutung, sejumlah 11 pasien sudah diperbolehkan pulang dengan status rawat jalan karena luka yang diderita hanya luka ringan dan luka lecet saja. Sementara itu, tujuh korban luka lainnya harus dirawat inap di tenda darurat RSUD Tarutung karena harus menjalani observasi perawatan.
“Saat ini tenda darurat didirikan di RSUD Tarutung khusus untuk perawatan korban gempa bumi. Pembiayaan para pasien digratiskan tanpa melihat status BPJS karena kondisi saat ini adalah masa tanggap darurat,” sebutnya.
Keberadaan tenda darurat akan tetap difungsikan selama masa tanggap darurat bencana gempa bumi diberlakukan.
“Sesuai petunjuk Pak Bupati Taput Nikson Nababan dan Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak dalam lawatannya, akan ada trauma healing dari dokter kesehatan jiwa yang disiapkan bagi para pasien,” urainya.
Terpisah, soal jumlah korban akibat gempa bumi dini hari tadi, Kadis Kesehatan Sudirman Manurung juga menegaskan jika hanya ada satu orang korban meninggal dunia pascagempa bumi di Taput.
“Sementara, ada sebanyak delapan korban luka yang dirawat di Puskesmas, yakni tiga orang dirawat di Puskesmas Tarutung, tiga orang di Puskesmas Siatasbarita, satu orang di Puskesmas Aek Raja (lokasi pusat gempa), serta satu orang korban luka yang dirawat di Puskesmas Sipahutar,” tukas Sudirman.